LAPORAN BACAAN "STRATEGI PEMBELAJAJARAN"
LAPORAN
BACAAN
OLEH:HIMMATUL
ULYA
Identitas Buku
Judul : Strategi Pembelajaran
Penulis : Dra. Masitoh, M.pd. dan Laksmi dewi, M.Pd
Penerbit : DirektoratJenderal Pendidikan Islam departemn Agama RI
Cetakan :Pertama, Tahun 2009
Tebal : 294
Hakikat pembelajaran di MI
A. hakikat
pembelajaran di kelas rendah.
Anak kelas rendah di MI
adalah anak yang berada pada tantangan usia dini. Masa usia dini adalah yang
pendek tapi merupakan usia yang sangat penting bagi kehidupan seseorang. Karena
itu,pada masa ini seluruh potensi yang di miliki anak perlu di dorong hingga
akan berkembang secara optimal m batasan anak usia dini bagaimana di kembangkan
oleh bredecamp (1997) "pendidikan anak usia Dini, mencakup berbagai
program yang melayani anak dari anak sampai umur delapan tahun yang dirancang
untuk meningkatkan perkembangan intelektual, sosial, emosi, bahasa dan fisik
anak. Karakteristik perkembangan anak pada kelas satu ,dua ,tiga Mi/SD biasanya
pertumbuhan fisiknya telah mencapai kematangan, mereka telah mampu mengontrol
tubuh dan keseimbangannya.
Perkembangan emosi anak usia 6 sampai 8 tahun antara lain anak
telah dapat mengekspresikan reaksi terhadap orang lain, telah dapat mengontrol
emosi, sudah mampu berpisah dengan orang tua dan telah mulai belajar benar dan
salah. Pembelajaran pada hakekatnya adalah suatu proses interaksi antara anak
dengan anak, anak dengan sumber belajar dan anak dengan pendidik. Kegiatan
pembelajaran ini akan menjadi bermakna bagi anak jika dilakukan dalam
lingkungan an-naml Man dan memberikan rasa aman bagi anak. Proses belajar
bersifat individual dan kontekstual, artinya proses belajar terjadi dalam diri
individu sesuai dengan perkembangan dan lingkungannya.
Anak usia dasar atau MI berada pada
tahapan operasi konkrit pada rentang usia tersebut anak mulai menunjukkan
perilaku belajar sebagai berikut.
1.
Mulai
memandang dunia secara objektif, bergeser dari 1 aspek situasi ke aspek lain
secara efektif dan memandang unsur-unsur secara serentak.
2.
mulai
berpikir secara operasional.
3.
Mempergunakan
cara berpikir operasional untuk mengklasifikasikan benda-benda.
4.
Membentuk
dan mempergunakan keterhubungan aturan-aturan, prinsip ilmiah sederhana, dan
mempergunakan hubungan sebab-akibat,.
5.
Memahami
konsep substansi, volume zat cair, panjang lebar luas dan berat.
Memperhatikan tahapan perkembangan berpikir
tersebut, kecenderungan belajar anak usia MI atau SD, yaitu:
1)
Konkrit
konkrit mengandung makna proses belajar beranjak dari hal-hal yang konkrit
yakni yang dapat dilihat didengar, di baui, diraba diotak-atik, dengan titik
penekanan pada pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar.
2)
Integratif
pada tahap usia MI atau SD anak memandang sesuatu yang dipelajari sebagai
sesuatu keutuhan, mereka belum mampu memilah-milah konsep dari berbagai
disiplin ilmu hal ini melukiskan cara berpikir anak yang deduktif yakni dari
hal umum ke bagian demi bagian.
3)
Hierarkis
Pada tahapan usia sekolah dasar, cara anak
belajar berkembang secara bertahap mulai dari hal-hal yang sederhana ke hal-hal
yang lebih kompleks. Sehubungan dengan hal tersebut, makna perlu diperhatikan
mengenai urutan logis keterkaitan antara materi, dan cakupan keluasan serta
kedalaman materi.
Beberapa kajian yang berkenaan dengan
teori-teori belajar yang melandasi pembelajaran di MI secara singkat dapat anda
cermati sebagai berikut: konsep belajar menurut teori behaviorisme didasarkan
pada pemikiran bahwa belajar merupakan salah satu jenis perilaku individu yang
dilakukan secara sadar individu berperilaku apabila ada rangsangan (stimuli). Dalam
belajar kondisi lingkungan berperan sebagai perangsang ( stimulator) yang harus
direspon individu dengan sejumlah konsekuensi tertentu. Konsekuensi yang
dihadapi peserta didik ada yang bersifat positif tetapi ada pula yang bersifat
negatif. Konsekuensi positif dan negatif tersebut sebagai penguat dalam
kegiatan belajar peserta didik.
Kajian teori belajar kognitivisme memandang
manusia sebagai makhluk yang selalu aktif mencari dan menyeleksi informasi
untuk diproses.
1.
Menurut
Piaget sampai usia anak telah menunjukkan kemampuan yang berikut. mulai meningkatkan
kosakata
2.
memberi
penilaian berdasarkan persepsi (kesan) bukan pertimbangan konseptual.
3.
Pengelompokan
benda-benda berdasarkan sifatnya.
4.
Mulai
memiliki pengetahuan fisik mengenai sifat-sifat benda dan mulai memahami
tingkah laku objek dan organisme di dalam lingkungannya.
5.
Tidak
berpikir kilas balik.
6.
Tidak
berpikir tentang bagian-bagian dan keseluruhan secara serentak.
7.
Mempunyai
pandangan subjektif dan egosentrik.
Proses
pembelajaran merupakan usaha sadar tujuan untuk menumbuhkan belajar. Oleh
karena itu merupakan suatu keharusan secara pedagogis pembelajaran
mengkondisikan terjadinya belajar. Perencanaan atau rancangan pembelajaran
sayapnya bertolak dari atau paling tidak mempertimbangkan kecenderungan belajar
anak usia sekolah dasar.
A.
Bertolak
dari hal-hal konkret
B.
Berpandangan
utuh dan menyeluruh
C.
Berkembang
secara bertahap
B. Melaksanakan pembelajaran berbasis temaHakikat pembelajaran di
kelas tinggi.
Apabila dikaitkan dengan
tahapan perkembangan kognitif menurut Piaget tentang usia siswa kelas ( 4,5,dan
6) MI berada dalam rentang usia 9 sampai 14 tahun titik rentang usia tersebut
menurut Piaget termasuk dalam tahapan operasi konkret dan operasi formal.
Udin Wiranata putra
1997 mengemukakan bahwa: tahap operasi formal merupakan tahap perkembangan
kognitif paling tinggi dan merupakan tahap lebih matang dan lebih kompleks
daripada tahap sebelumnya. Pada tahap ini mulai perkembangan pemikiran tentang
masa depan dan peran dewasa kemampuan berpikir logis mengenai berbagai
kemungkinan dan penalaran hipotesis ke pemikiran konkrit.
Komentar
Posting Komentar